Gatotkaca (Dewanagari: घटोत्कच; IAST: Ghaṭotkacha) adalah seorang tokoh dalam wiracarita Mahabharata , putra Bimasena (Bima) atau Wrekodara dari
keluarga Pandawa. Ibunya bernama Hidimbi
(Harimbi), berasal dari bangsa rakshasa. Gatotkaca dikisahkan memiliki kekuatan
luar biasa. Dalam perang besar di Kurukshetra, ia menewaskan banyak sekutu
Korawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
Di Indonesia, **Gatotkaca**
menjadi tokoh pewayangan yang sangat populer. Misalnya dalam pewayangan Jawa,
ia dikenal dengan sebutan Gatotkoco (bahasa Jawa: Gathotkaca). **Kesaktiannya
dikisahkan luar biasa**, antara lain mampu terbang di angkasa tanpa menggunakan
sayap, serta terkenal dengan julukan "otot kawat tulang besi".
Lalu apa hubungannya dengan PUASA ?
Kala itu “khayangan” tempat para dewa
diobrak-abrik oleh raja Raksasa Kala Pracona yang lamarannya terhadap Dewi
Supraba ditolak. Ternyata amukan Kala Pracona tidak bisa dihentikan oleh para
dewa. Akhirnya para dewa mencari “jagoan” untuk mengalahkannya. Akhirnya pilihan jatuh
pada jabang bayi “Tetuka/Gatotkaca kecil”.
Tetuka diceburkan ke Kawah Candradimuka di Gunung Jamurdipa yang kemudian para
dewa melemparkan senjata-senjata pamungkasnya ke dalam kawah. Alhasil keluarlah
“Tetuka”
dalam rupa lelaki dewasa yang kemudian diberi nama Gatotkaca. Dengan bekal
segala senjata pusaka para dewa yang sudah lebur didalam tubuhnya, Gatotkacapun
dapat mengalahkan Kala Pracona.
Puasa Ramadhan diibaratkan sebagai **Kawah Candradimuka**
karena selama dalam bulan tersebut umat Islam mengekang dan menahan segala godaan yang berat. Umat
Islam harus menahan diri untuk tidak marah, berbohong, ghibah, berkata kotor
dan sebagainya.
Kemudian Allah membekali mereka yang
berpuasa dengan berbagai amal ibadah yang pahalanya berlipat-lipat seperti
sadaqah, membaca Qur’an, salat malam, memberi makan berbuka dan
sebagainya. Inilah yang diibaratkan sebagai senjata-senjata pusaka para dewa.
Allah memberi para soimun dengan senjata-senjata pusaka untuk kebaikan dunia
akhirat.
Akhirnya Gatotkaca dapat mengalahkan angkara
murka. Demikian pula dengan para soimun diharapkan dengan diceburkan di “kawah
Candradimuka” dan **diberi “senjata-senjata”
oleh Allah bisa memenangkan diri atas hawa nafsunya**. Karena perang terbesar
adalah perang melawan hawa nafsunya. Dan akhirnya ketika keluar dari bulan
Ramadhan bisa menjadi orang yang “sakti mandraguna”
dan mamu mengalahkan segala bentuk nahi munkar untuk menjadi pribadi yang
bertaqwa.
No comments:
Post a Comment